Kamis, 30 Juni 2011

PENGANTAR PRINSIP DESAIN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN

Ariasdi, 4 Maret 2008
desain_01.jpg 

A. Pembukaan
Istilah ‘desain’ dewasa ini menjadi kata yang cukup memberi wibawa bila digandengkan dengan kata lain. Desain grafis, desain komunikasi visual, desain interior, desain eksterior, desain bangunan, desain busana dan lain sebagainya, merupakan beberapa contoh di antaranya. Apalagi jika kata tersebut di’kawin’kan dengan personal. Biasanya dinamakan ‘desainer’. Desainer grafis, desainer komunikasi visual, desainer interior… wah, pokoknya jempolan. Kadang ada yang menulisnya dikembalikan ke rumpun aslinya. Graphic designer, interior designer, exterior designer, dan belakangan muncul lagi web designer,dan seterusnya.
Namun, apakah sebenarnya desain itu? Siapa sajakah yang berhak menyandang predikat ‘designer’? Apakah hanya punya segelintir mereka yang pernah menimba ilmu di jenjang perguruan tinggi (yang paling qualified) ?  Bagaimana dengan Anda yang sedang mengunjungi blog ini? Sudah layakkah Anda untuk dinobatkan menjadi seorang desainer?
B. Asal Kata
Awalnya, kita mengenal kata ‘rancang, merancang, rancangan’. Sejalan dengan perkembangan sosial budaya, kata ini selanjutnya dinilai tidak lagi sepenuhnya dapat melingkupi kegiatan, keilmuan, keluasan dan pamor profesi. Ada lagi kata ‘rancang bangun’. Namun kata itupun lebih menjurus kepada praktek rekayasa. Para ahli (pasar) kemudian lebih memilih meng-Indonesiakan kata aslinya design (Inggris) menjadi desain. Ini mungkin yang lebih mewakili cabang ilmu, profesi, program studi, maupun istilah yang dipergunakan pada beberapa undang-undang perlindungan intelektual.
Orang Italia jauh lebih dahulu memakai kata desain ini dalam kehidupan mereka. Mereka menyebutnya ‘designo’ yang berarti ‘gambar’. Sekitar abad ke 17 bangsa Inggris memberi makna baru untuk kata ini ketika membentuk School of Design tahun 1836. Sejak saat itu maka kata desain ini menjadi lebih luas perkembangannya. Dua tokoh gerakan anti industri di Inggris pada abad ke 19 (Ruskin dan Morris) selanjutnya memberi bobot art and craft untuk kata desain. Yaitu paduan antara seni dan keterampilan. Sekarang kita menikmati kata desain itu sebagai gabungan yang padupadan antara ‘teknologi dan seni’.
C. Pengertian Desain
Ada beberapa pengertian tentang desain menurut beberapa kamus dan ensiklopedia.
The American College Dictionary
· Menyiapkan rencana pendahuluan; perancangan
· Membentuk atau memikirkan sesuatu di dalam benak kita; merancang ‘rencana’
· Menetapkan dalam fikiran; tujuan; maksud
· Garis besar, sketsa; rencana, seperti dalam kegiatan seni, bangunan, gagasan tentang mesin yang akan diwujudkan
· Merencanakan dan memberi sentuhan artistik yang dikerjakan dengan kep;akaran yang tinggi
· Perbagai detil gambar, bangunan; wahana lainnya untuk pekerjaan artistik
· Merupakan pekerjaan artistik
Readers Dictionary, Oxford Progressive English
· Gambar atau garis besar tentang sesuatu yang akan dikerjakan atau dibuat
· Sesuatu atau rencana suatu lukisan, buku, bangunan, mesin dan lainnya
The Nes Book of Knowledge
· Menunjukkan suatu cara bagaimana setiap bagian menyempurnakan suatu objek secara bersama, baik yang ditemukan di alam atau buatan manusia dan setiap objek tersebut memiliki susunannya masing-masing. Ketika objek itu dilihat sebagai suatu kesatuan, maka pada saat itu pula kita melihat itu sebagai satu desain. Kesatuan ini merupakan unsur yang paling penting dalam satu desain yang berhasil.
Encyclopedia Britanica
· Merupakan susunan garis atau bentuk yang menyempurnakan rencana kerja ‘seni’ dengan memberi penekanan khusus pada aspek proporsi, struktur, gerak dan keindahan secara terpadu; identik dengan pengertian koposisi yang berlaku pada perbagai cabang seni, meskipun secara khusus kerap dikaji sebagai ‘seni terapan’.
The Columbia Encyclopedia
· Merupakan rencana atau susunan garis, bentuk, massa dan ruang dalam satu kesatuan
· Penciptaan untuk melayani kebutuhan fungsional, seperti arsitektur, desain produk industri dan lain-lain atau dapat pula sebagai ekspresi estetis yang bersifat pribadi
· Tahap-tahapan persiapan suatu pekerjaan seni; atau merupakan elemen-elemen yang dikomposisikan pada suatu karya seni
Everyman’s Encyclopedia
· Panduan untuk menyelesaikan gambar; susunan yang digunakan untuk melengkapi karya secara keseluruhan; kelayakan penempatan bahan-bahan dalam sebuah karya
· Pengembangan gagasan-gagasan lama menjadi satu bentuk yang baru
Mc Graw-Hill Dictionary of Art
· Merupakan susunan elemen rupa pada satu pekerjaan seni
· Elemen rupa pada benda-benda dekoratif Webster Dictionary
· Sketsa gagasan yang memuat konsep bentuk yang akan dikerjakan
· Gambar awal atau model yang dibuat oleh seorang pelukis atau pematung
Encyclopedia of The Art
· Dorongan keindahan yang diwujudkan dalam suatu bentuk komposisi; rencana komposisi; sesuatu yang memiliki kekhasan; atau garis besar suatu komposisi, misalnya bentuk yang berirama, desain motif, komposisi nada dan lain-lain.
D. Tahapan Proses Desain
Tahapan proses sebuah desain menjadi sebuah produk.
desain_1.jpg
1. Gagasan/Ide
Gagasan/Ide menempati urutan pertama. Biasanya timbul pada saat tuntutan kebutuhan terhadap beberapa aspek, antara lain peningkatan sosial kultural dan kecenderungan manusia untuk ‘takut’ terhadap ancaman lingkungannya. Sebagai contoh, pada awalnya kebutuhan terhadap rumah adalah sebatas rasa ‘phobia’ manusia terhadap ancaman rasa dingin, hujan, panas, binatang buas dan kegelapan malam. Namun dalam perkembangan sosial dan kultural, terjadilah pengelompokan ‘selera’ untuk kemudian menjelma menjadi desa-desa ‘mode/trend’. Inilah yang mengakibatkan sampai sekarang kita menikmati keragaman rumah adat di Nusantara ini.
Setelah dunia ini menciut disebabkan akses yang bisa menembus ruang dan waktu dengan teknologi jaringan global, trend tersebutpun cenderung juga mengubah selera menjadi selera global, tidak lagi terkotak dalam koloni yang kecil. Apa yang sedang terjadi di belahan dunia lain, cepat mempengaruhi (selera) di belahan dunia lainnya. Celah-celah inilah yang kelak dijadikan pemicu sebuah gagasan/ide untuk berinovasi, jika tetap ingin bertahan di dunia desain. ‘Pijaran’ gagasan/ide ini hanya dimiliki oleh manusia-manusia yang kreatif dan anti kemapanan!
2. Sketsa-Sketsa
Ketika letupan/pijaran ide tersebut berpendar, maka tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan strategi untuk mewujudkan gagasan/ide tersebut. Ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan ketika berada pada tahapan ini, yang biasa juga disebut ‘fase konseptual’ , yaitu:
· Pertimbangan Fungsional
‘Untuk apa’, ‘untuk siapa’ dan ‘bagaimana’ adalah pertanyaan yang harus ditemui jawabannya ketika ide untuk membuat sebuah produk digagas. Ketika timbul ide membuat tempat untuk minum (untuk apa), maka pandangan selanjutnya diproyeksikan kepada ‘untuk siapa’ tempat minum itu ditujukan. Tempat minum untuk tamu, minum setelah makan, anak-anak, orang tua, bar, dan sebagainya, memiliki spesifikasi tertentu dilihat dari kacamata seorang desainer. Lalu ‘bagaimana’ membuatnya?  Setelah itu, terserah mau diberi nama apa produk tersebut. Ada yang menamakan ‘cangkir, muk, gelas, dan lain sebagainya’.
Pertimbangan fungsional pada multimedia pembelajaran dapat dipandang dari sisi untuk apa media tersebut digunakan. Jika multimedia tersebut ditujukan untuk presentasi, salah satu yang dipertimbangkan adalah keterbacaan setiap huruf dan keterlihatjelasan ilustrasi gambar yang digunakan. Pertimbangan dari sudut ini mungkin akan mendapat sedikit toleransi jika multimedia tersebut diperuntukan untuk pembelajaran mandiri. Hal ini disebabkan pengguna perangkat lunak pembelajaran mandiri cenderung digunakan untuk personal yang mengakses dari dekat setiap tampilan demi tampilan.Level pengguna/user dapat dikelompokkan secara sederhana dengan mengklasifikasi jenjang pendidikan, sosial, budaya, dan sebagainya. Yang menjadi kendala secara teknis adalah, bagaimana membuat media tersebut, mengelola dan mengembangkannya.

0 komentar:

Posting Komentar